Divonis Gagal Ginjal, Nyawa Selamat Karena Tanaman Ini!


Janganlah anggap sepele tanaman yang umum tumbuh di pekarangan rumah. Di tangan seseorang peracik obat tradisional, tanaman itu dapat menyelamatkan nyawa kita. 
Begitulah pengalaman Vecky (37), warga Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, satu tahun lebih silam. Pada Tribun Manado Minggu (15/3/2015), ia bercerita, kematian nampaknya demikian dekat dengannya yang saat itu didiagnosa tidak berhasil ginjal. 

Menurut dokter yang menanganinya, Vecky besar kemungkinan bakal wafat dunia. Bila juga hidup, mesti melakukan bersihkan darah seumur hidup. Nyaris satu bulan Vecky melakukan rawat inap di Rumah Sakit Lembean dan Kandou. 

Lalu, ia minta pulang. Argumennya, lebih tenang wafat di pembaringan rumah sendiri. Ia pasrah. Tiba dirumah, beberapa tetangga terperanjat lihat keadaan Vecky. Badannya membengkak dan warna mukanya kuning kehijauan. 

Ia tidak dapat lagi jalan lantaran telapak kakinya yang bengkak merasa nyeri waktu menyentuh tanah. Yang paling mengenaskan, ia tidak dapat lagi bicara dengan terang, walau sebenarnya tampak sangatlah mau menyampaikan pesan paling akhir. Selang beberapa saat, doa penyerahan dipanjatkan. 
Tetapi, harapan supaya Vecky selalu hidup. Seseorang anggota keluarga mengundang Jon Simbuang, warga Airmadidi yang tahu langkah mengolah obat - obatan tradisional. 

Kebetulan ia teman dekat baik Vecky. Jon lalu mengolah obat tradisional dari beberapa tanaman. Salah satu tanaman yaitu kaktus ekor tikus. Tanaman itu ada di seputar rumah Vecky. " Tanaman itu tumbuh liar, orang umum tidak paham bila tanaman itu berguna, " katanya. 

Vecky lalu minum obat racikan Jon. Sekian hari lalu, Jon ditelepon Vecky. Vecky mengajaknya makan soto. " Saya pikir ia bercanda, lalu saya datang ke tempat tinggalnya, serta ia memanglah telah baikan, saya juga lihat ember besar diisi kotoran Vecky, ia telah berhari - hari lamanya tak kencing, ia sembuh perlahan-lahan, sampai saat ini tidak pernah kambuh lagi, " katanya. 

Jon menjelaskan, ada lima tanaman dalam ramuan obat tidak berhasil ginjal Vecky. Terkecuali bunga kaktus ekor tikus, ada bunga paruh burung, buah mahkota dewa, daun penahong dan buah kelapa kuning. " Spesial buah paruh burung mesti di cari di pinggir pantai lantaran cuma ada disana, " kata warga Airmadidi ini. 

Ramuan itu terdiri atas tiga jenis. Disibak Jon, pertama yaitu kaktus ekor tikus yang diremas airnya, lalu digabung dengan kuning telur ayam kampung 1/2 mentah. Ke-2, air buah kelapa kuning yang dipanaskan diatas bara api. Ketiga, kombinasi pada daun penahong dengan daun buah mahkota dewa. 

Uniknya, ke-2 daun itu mesti sejumlah sembilan buah. " Angka sembilan yaitu angka yang sakral untuk suku Minahasa dan orang Tionghoa, ini mungkin saja cuma mitos saja, sesaat dari segi medis, ke-2 daun itu memanglah mempunyai dampak penyembuh, " katanya. 
Dikatakannya, ketiga ramuan itu mesti diminum sepanjang dua sampai tujuh hari. Kemudian, ia meminta Vecky sebanyak-banyaknya makan buah semangka. " Buah semangka bakal melengkapi ramuan itu, " katanya. 
Jon menyebutkan, ketrampilannya meramu obat - obat tradisional didapat dari keluarganya yang datang dari Mongondow dan Tonsea, Minahasa Utara. Mulai sejak kecil, ia dibiasakan memakai tanaman juga sebagai obat. 
Lingkungan sekitarnya menabukan minum obat warung. " Tetua saya pernah katakan, Tuhan sudah membuat alam yang kaya, obat seluruhnya penyakit ada di alam, saksikan saja orang - orang dahulu dapat menyembuhkan diri dengan tanaman, " katanya. 

Jon tak bercita - cita jadi tabib, sampai ia tidak demikian serius tekuni tehnik mencampurkan obat - obatan itu. Sampai satu hari, seseorang rekannya alami luka kronis. Nyatanya, rekannya terserang penyakit gula. " Saya segera ingat resep kuno, saya sarankan ia makan pisang goroho sepanjang satu bulan, tidak bisa makan nasi, ia juga sembuh, " katanya. 

Sejak itu, ia kerap membantu orang yang terserang sakit. Walau tak membuatnya profesi. " Siapa saja yang datang bakal saya tolong, semampu saya, " katanya. Jon tak meminta bayaran dari orang yang ditolongnya. Seluruhnya tergantung kerelaan. " Apa yang Tuhan kasih gratis, mesti kita berikanlah gratis juga pada orang lain, " katanya. 
Pada orang yang minum ramuannya, Jon berpesan selalu untuk berdoa pada Tuhan. " Seluruhnya yaitu kuasa Tuhan, bila ia menginginkan sembuh, pasti sembuh, " katanya. 
Nita Dotulong, warga yang lain juga mempunyai kekuatan mengolah obat tradisional dari tanaman dan akar - akaran. Dituturkannya, obat beragam jenis penyakit, biasanya ada di sekitar kita. Cuma saja, banyak warga yg tidak tahu. " Tanaman obat ada di sekitar kita, " katanya. 
Ia mencontohkan, sakit nir obatnya tanaman kumis kucing yang banyak ditanam warga di pot bunga. " Digabung dengan mayana, " katanya. Untuk sakit Maag akut, dapat diobati dengan tanaman lidah buaya. 
Sesaat tanaman sambiloto dapat menyembuhkan darah tinggi dan cholesterol. " Bahkan juga kecoa dapat juga jadikan obat sakit gigi, " katanya. Nita mengungkap, keuntungan obat tradisional dari obat moderen yaitu tak mempunyai dampak samping. 
Tetapi, ia tidak sepakat bila obat tradisional diadu dengan obat moderen. Keduanya, kata dia, sama-sama melengkapi. Dia juga menyanggah asumsi apabila penyembuhan alternatif diidentikkan dengan perdukunan. " Ini murni manfaat obat - obatan, tidak ada pengetahuan - pengetahuan, " katanya. (Tribun Manado/Arthur Rompis) 

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar